Rehabilitasi Lengan Kaku Sesudah Stroke akibat Spastisitas Pasca Stroke

Senin, 28 Juli 2025
dr. Ferdinand Dennis K
Senin, 28 Juli 2025
dr. Ferdinand Dennis K

Apa Itu Spastisitas Pasca Stroke dan Mengapa Bisa Terjadi Lengan Kaku Sesudah Stroke?

Lengan kaku sesudah stroke adalah salah satu gejala yang paling umum dialami oleh penyintas stroke. Kondisi ini dalam dunia medis disebut sebagai spastisitas pasca stroke, yaitu kekakuan otot yang terjadi akibat gangguan saraf pusat setelah stroke. Saat stroke menyerang otak, bagian yang mengendalikan gerakan tubuh bisa mengalami kerusakan, menyebabkan gangguan komunikasi antara otak dan otot. Akibatnya, otot menjadi tegang, kaku, dan sulit digerakkan secara normal (Francisco, Gerard; 2023; Stroke Rehabilitation).

Spastisitas biasanya berkembang dalam beberapa minggu hingga bulan setelah stroke. Sekitar 30% pasien stroke mengalami spastisitas, dan lebih dari separuh di antaranya mengalami lengan kaku sesudah stroke sebagai gejala dominan (Li, Shaoping; 2022; Neurorehabilitation Review Journal). Kekakuan ini muncul secara bertahap dan sering memburuk bila tidak ditangani dengan baik.

Selain gangguan sinyal saraf dari otak, otot-otot yang jarang digunakan juga mengalami pemendekan dan penebalan, sehingga semakin memperparah kekakuan. Inilah sebabnya lengan yang kaku sesudah stroke menjadi masalah serius yang perlu ditangani sedini mungkin.

 

Bagaimana Proses Terjadinya Spastisitas dan Patofisiologi Lengan Kaku Sesudah Stroke?

Spastisitas pasca stroke terjadi karena kerusakan pada sistem saraf pusat, terutama bagian otak atau batang otak yang mengontrol gerakan. Ketika jalur saraf ini rusak, tubuh kehilangan kemampuan untuk mengendalikan refleks otot secara normal. Akibatnya, otot-otot tertentu menjadi terlalu aktif dan terus-menerus tegang, meski tidak sedang diperintah untuk bergerak (Wissel, Joerg; 2024; Spasticity and Neurologic Recovery).

Kondisi ini dikenal sebagai refleks peregangan yang berlebihan, dan terjadi karena saraf tidak mampu lagi menghambat aktivitas motorik yang berlebihan di sumsum tulang belakang. Proses ini membuat otot mengalami peningkatan tonus (tegangan), sehingga lengan sulit digerakkan dengan lentur.

Perubahan juga terjadi di tingkat jaringan otot, seperti:

  • otot yang tidak digunakan menjadi lebih pendek,
  • jaringan ikat di sekitarnya menjadi lebih kaku, dan
  • sendi bisa mulai kehilangan fleksibilitas.

Oleh karena itu, lengan yang kaku sesudah stroke bukan hanya masalah saraf, tapi juga akibat dari perubahan struktur otot dan sendi (Bhakta, Bipin; 2023; Physical Medicine and Rehabilitation Clinics).

 

Gejala Klinis dan Gangguan Aktivitas Akibat Lengan Kaku Sesudah Stroke

Gejala lengan kaku bervariasi tergantung tingkat keparahannya. Biasanya, pasien mengalami kekakuan pada otot lengan atas, siku, pergelangan tangan, dan jari-jari. Gerakan menjadi terbatas, misalnya sulit meluruskan lengan atau membuka telapak tangan. Pasien juga bisa mengalami kejang otot (spasme), nyeri, dan rasa tidak nyaman ketika berusaha menggerakkan lengan (Satkunam, Lorna; 2022; Handbook of Neurologic Rehabilitation).

Gejala-gejala ini berdampak besar terhadap kemampuan melakukan aktivitas harian. Misalnya, pasien menjadi sulit untuk makan sendiri, berpakaian, menyisir rambut, atau bahkan sekadar meraih benda. Lengan yang kaku sesudah stroke juga dapat memicu kontraktur sendi, yaitu kondisi ketika sendi terkunci dalam posisi tertentu dan tidak bisa digerakkan lagi (Singh, Rakesh; 2024; Stroke Rehabilitation in Practice).

Selain dampak fisik, spastisitas juga menimbulkan gangguan psikologis. Banyak pasien merasa frustasi, takut menggunakan lengan yang terkena, dan akhirnya enggan berlatih atau menjalani terapi. Ini menyebabkan kemunduran fungsi yang seharusnya bisa dipulihkan dengan rehabilitasi aktif.

 

Tatalaksana Rehabilitasi untuk Lengan Kaku Sesudah Stroke

Penanganan lengan yang kaku sesudah stroke harus dimulai sedini mungkin, dan melibatkan pendekatan menyeluruh dari tim rehabilitasi. Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp.K.F.R.) akan merancang program yang disesuaikan dengan kondisi pasien untuk mengurangi kekakuan, mengembalikan fungsi otot, dan mencegah komplikasi lanjutan (Gracies, Jean-Marie; 2023; Modern Management of Spasticity).

Terapi fisik menjadi pilar utama. Latihan peregangan aktif dan pasif dilakukan untuk menjaga fleksibilitas otot dan mencegah pemendekan jaringan lunak. Terapi ini mencakup latihan membuka jari, mengangkat lengan, serta memperbaiki koordinasi gerak. Bila diperlukan, alat bantu seperti splint digunakan untuk menjaga posisi sendi agar tetap fungsional.

Modalitas tambahan seperti terapi listrik (TENS), ultrasound terapeutik, atau panas-dingin juga dapat digunakan untuk merelaksasi otot dan mengurangi spasme. Pada kasus dengan kekakuan berat, injeksi botulinum toksin A bisa diberikan untuk melemahkan otot yang terlalu aktif. Terapi ini terbukti efektif mengurangi lengan yang kaku sesudah stroke bila dikombinasikan dengan program latihan (Francisco, Gerard; 2023; Stroke Rehabilitation).

Obat-obatan seperti baclofen atau tizanidine bisa digunakan sebagai tambahan untuk mengurangi tonus otot, terutama pada pasien dengan spastisitas menyeluruh. Namun, penggunaan obat perlu pengawasan ketat karena efek samping seperti kantuk dan kelemahan otot bisa muncul (Bhakta, Bipin; 2023; Physical Medicine and Rehabilitation Clinics).

Penting untuk dicatat bahwa kunci keberhasilan terapi adalah konsistensi dan keterlibatan aktif pasien serta keluarganya. Edukasi tentang pentingnya latihan harian dan pengelolaan posisi lengan sangat dibutuhkan agar hasil rehabilitasi maksimal.

 

Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex-Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561
WhatsApp ×

Jika ada pertanyaan, silahkan menghubungi kami melalui