Stroke merupakan keluhan yang sering terjadi dan termasuk salah satu penyakit yang bersifat kegawat daruratan. Sering kali pasien telah mengalami stroke, masih dirasakannya adanya keluhan yang dirsakan , terutama mungkin nyeri lengan sesudah stroke terjadi.
Pengobatan nyeri lengan sesudah stroke ini jika dirasakan dapat diatasi dengan rehabilitasi dengan metode tertentu.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Rehabilitasi Nyeri Lengan Sesudah Stroke bacalah artikel berikut dibawah ini.
Nyeri lengan sesudah stroke merupakan salah satu keluhan yang paling sering muncul dalam masa pemulihan, terutama dalam beberapa minggu hingga bulan setelah kejadian stroke. Salah satu penyebab utamanya adalah shoulder hand syndrome, suatu kondisi yang termasuk dalam kelompok Complex Regional Pain Syndrome (CRPS) tipe I, yang berkembang pada lengan yang terkena lumpuh tanpa kerusakan saraf perifer yang jelas (Katsura, 2022).
Shoulder hand syndrome paling sering muncul dalam 1–6 bulan setelah stroke, dan ditandai dengan nyeri hebat, pembengkakan, gangguan sirkulasi, serta keterbatasan gerak pada bahu dan tangan (Yu, 2023). Berdasarkan penelitian, sekitar 12% hingga 50% pasien stroke mengalami nyeri lengan sesudah stroke dalam berbagai bentuk, dengan angka kejadian lebih tinggi pada pasien yang mengalami hemiplegia berat (Shi, 2025).
Penderita dengan imobilisasi lengan yang berkepanjangan, tidak mendapatkan terapi rehabilitasi yang cukup sejak awal, atau memiliki spastisitas otot bahu, lebih rentan mengalami shoulder hand syndrome. Karena itu, penting bagi setiap pasien stroke dan keluarganya untuk memahami dan mengenali tanda-tanda awal nyeri lengan sesudah stroke ini agar pemulihan dapat berjalan optimal.
Shoulder hand syndrome terjadi karena berbagai faktor yang saling memengaruhi. Setelah stroke, otot bahu yang lemah tidak mampu menopang berat lengan, menyebabkan subluksasi atau penurunan sendi bahu. Posisi menggantung yang terus-menerus pada lengan lumpuh dapat memperburuk tekanan pada sendi dan jaringan lunak (Yu, 2023).
Di saat yang sama, gangguan aliran darah dan limfatik akibat kurang gerak akan menyebabkan pembengkakan pada tangan dan pergelangan. Aktivasi sistem saraf simpatis yang tidak normal (akibat kerusakan pusat kontrolnya di otak) memperparah reaksi nyeri, sehingga timbul rasa terbakar, sensasi menusuk, dan nyeri luar biasa saat disentuh ringan. Inilah yang membuat nyeri lengan sesudah stroke terasa tidak wajar bahkan untuk gerakan atau sentuhan kecil.
Seiring waktu, shoulder hand syndrome menyebabkan otot-otot mengecil (atrofi), sendi menjadi kaku, dan fungsinya semakin menurun. Bila tidak diatasi, nyeri akan menjadi kronis dan mempengaruhi kualitas hidup pasien secara signifikan.
Gejala utama shoulder hand syndrome adalah nyeri lengan sesudah stroke yang dirasakan di daerah bahu dan menjalar ke bawah hingga ke tangan. Nyeri bisa berupa rasa panas, tertusuk, kesemutan, atau rasa terbakar, dan biasanya memburuk saat tangan digerakkan atau disentuh. Banyak pasien mengeluhkan tangan yang bengkak, kaku, dan berwarna kemerahan atau keunguan, dengan kulit yang terasa lebih hangat atau bahkan lebih dingin dari sisi sehat.
Gejala lain meliputi :
Nyeri lengan sesudah stroke ini membuat pasien kesulitan dalam melakukan aktivitas dasar, seperti memakai pakaian, mengangkat gelas, menyisir rambut, hingga mandi. Banyak pasien stroke yang awalnya memiliki potensi pulih dengan baik akhirnya mengalami keterbatasan permanen karena menghindari penggunaan lengan yang sakit, sehingga kondisi menjadi semakin memburuk (Dennis, 2025).
Tak hanya fisik, nyeri lengan sesudah stroke juga memengaruhi kondisi psikologis pasien. Rasa frustasi, takut beraktivitas, hingga depresi ringan sering menyertai pasien dengan nyeri kronis. Oleh karena itu, deteksi dini dan tatalaksana rehabilitatif yang tepat sangat penting untuk mencegah perburukan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pendekatan terbaik untuk shoulder hand syndrome adalah rehabilitasi terstruktur oleh Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp.K.F.R.). Tatalaksana akan berfokus pada pengurangan nyeri, perbaikan fungsi gerak, dan pemulihan sirkulasi lengan.
Latihan rentang gerak aktif-pasif: Dilakukan secara bertahap untuk menjaga fleksibilitas dan mencegah kontraktur. Latihan dilakukan dengan pendampingan terapis untuk menghindari cedera atau memperburuk nyeri.
Peregangan otot bahu dan tangan: Khususnya otot-otot rotator cuff dan otot-otot tangan yang mulai mengalami spastisitas atau kekakuan.
Mirror therapy dan latihan imajinatif: Membantu otak kembali “mengenali” lengan yang sakit dan mengaktifkan jalur saraf motorik yang belum sepenuhnya pulih.
TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) : Mengurangi persepsi nyeri dan menstimulasi saraf sensorik yang tertekan.
Injeksi kortikosteroid dapat diberikan langsung ke sendi bahu untuk meredakan peradangan jika nyeri sangat berat dan tidak membaik dengan terapi fisik (Shi, 2025).
Obat anti-nyeri dan relaksan otot dapat diberikan untuk mendukung latihan rehabilitatif.
Pada kasus dengan gangguan saraf simpatis berat, terapi tambahan seperti blok saraf simpatik dapat menjadi pilihan.
Sp.K.F.R. juga akan memberikan edukasi ergonomi, posisi tidur yang benar, serta cara melakukan aktivitas rumah tangga yang aman. Penderita juga akan diajarkan cara menggunakan sling bahu yang sesuai untuk menopang lengan saat duduk atau berjalan, guna mencegah tarikan gravitasi yang memperburuk nyeri.
Dengan konsistensi dan dukungan lingkungan, nyeri lengan sesudah stroke akibat shoulder hand syndrome dapat diatasi secara bertahap. Penanganan sedini mungkin akan memberikan hasil pemulihan fungsi yang jauh lebih baik dibandingkan jika sudah masuk fase kronis.
Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex-Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.
Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.
Klinik Flex-Free Jakarta Utara
Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421Klinik Flex-Free Bandung
Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806Klinik Flex-Free Jakarta Selatan
The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561