Apa yang terlintas saat mendengar istilah ‘tusuk jarum’? Banyak orang akan memikirkan teknik akupunktur, suatu teknik penusukan jarum tipis ke dalam kulit pada titik-titik akupunktur dimana qi (energi vital kehidupan) dapat mengalir dan beredar di dalam tubuh.

Akupunktur sendiri merupakan teknik yang berasal dari Tiongkok kuno sekitar 3000 tahun yang lalu. Tetapi, teknik penjaruman tidaklah hanya akupunktur saja. Penusukan jarum sendiri dipercaya memiliki efek yang menguntungkan secara badaniah bila dilakukan oleh profesional terlatih.

Salah satu teknik penjaruman yang dipakai dalam dunia kedokteran adalah dry needling. Teknik penjaruman ini dikenal sejak tahun 1940 dan dipopulerkan oleh dr. Janet Travell di Amerika.

Dry needling pertama kali digunakan untuk terapi trigger point atau titik nyeri pada otot yang membaik dengan penusukan jarum ini. Pada awalnya penanganan titik nyeri ini dilakukan dengan teknik ‘wet needling’ di mana penusukan dengan jarum dilanjutkan dengan injeksi zat anti-nyeri ke dalam titik nyeri dimana kemudian dr. Travell menemukan bahwa penusukan dengan jarum tanpa penyuntikan pun memiliki efek serupa tanpa adanya risiko efek samping dari injeksi obat

Penggunaan dry needling sendiri mengalami peningkatan kepopuleran dalam 5 tahun terakhir, terutama di Amerika Serikat. Pada artikel ini akan dibahas tentang terapi ini serta peruntukan klinis dan efek samping sampai risiko terapinya.

Apa sebenarnya yang terjadi saat seseorang diterapi dry needling?

Penusukan dengan jarum memberikan efek badaniah, terlepas dari ukuran jarumnya. Penusukan jarum memiliki tujuan utama mengurangi bahkan menghilangkan nyeri. Pada saat satu bilah jarum ditusukkan ke dalam kulit, ada beberapa hal yang terjadi:

Jarum akan ‘melukai’ kulit untuk masuk ke dalam jaringan yang lebih dalam. Hal ini akan merangsang ujung saraf di kulit dan memulai suatu rangkaian peristiwa penyembuhan.

Hal ini akan berguna dalam penanganan titik nyeri yang seringkali bersifat kronis (menahun) dengan memberikan kesempatan bagi titik nyeri untuk juga terpengaruh oleh respon penyembuhan ini

Perangsangan ujung saraf juga menimbulkan sensasi nyeri, yang pada ujungnya akan dicoba diredam oleh munculnya ‘morfin endogen’ atau endorfin, suatu senyawa anti-nyeri yang diproduksi oleh otak kita sendiri.

Endorfin tidak hanya bekerja pada satu titik saja, tapi di seluruh tubuh, sehingga sensasi nyeri dimanapun pada tubuh akan diredam sekaligus. Prinsip ini juga yang menimbulkan rasa ‘nyaman’ atau ‘lega’ sesaat sesudah dilakukan penusukan jarum, seperti akupunktur dan dry needling.

Titik nyeri sendiri merupakan suatu serabut otot yang memiliki simpul atau ‘knot’ di tengahnya sehingga otot tersebut akan berada dalam kondisi kencang atau kontraksi dan menimbulkan nyeri.

Pada saat ujung jarum mengenai simpul otot ini, maka simpulnya akan terurai dan kontraksi terus-menerus ini akan berakhir, memberikan sensasi nyaman setelah penusukan

Penjaruman sendiri juga akan mencetuskan respon lain di sekitar otot dan lokasi penusukan seperti peningkatan aliran darah dan kemerahan. Kondisi ini menguntungkan bagi penyembuhan jaringan karena aliran oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah akan meningkat dan mempercepat proses regenerasi jaringan.

Apa yang dilakukan dokter saat melakukan suatu dry needling?

Penjaruman akan dilakukan tepat di atas titik nyeri. Titik nyeri sendiri terdapat pada otot yang harus ditemukan dengan perabaan. Dokter akan melakukan tanya jawab mengenai keluhan nyeri yang Anda rasakan, dan pada umumnya suatu titik nyeri akan menjalar dengan pola penjalaran yang khas.

 

Titik nyeri pada bahu akan menjalar ke sekitar belakang telinga dan daerah bahu. Titik nyeri pada sekitar belikat akan menjalar ke lengan dan daerah lipat ketiak serta titik nyeri di bokong akan menjalar ke daerah paha dan punggung bawah.

Penentuan titik nyeri yang akan ditusuk pun penting karena titik nyeri memiliki beberapa kriteria yaitu primer, sekunder dan satelit. Penusukan pada titik nyeri primer akan hampir pasti menghilangkan titik nyeri sekunder dan satelit, tapi tidak sebaliknya.

Dokter akan menentukan titik nyeri yang akan ditusuk dan biasanya akan menekan dengan ujung jari untuk memprovokasi nyerinya untuk memastikan apakah titik nyerinya benar.

Setelah itu akan dilakukan pembersihan lokasi penyuntikan dengan zat antiseptik seperti alkohol atau betadine.

Dokter akan menggunakan jarum, baik jarum suntik atau akupunktur dan menusukannya ke dalam otot sampai mengenai titik nyeri dan dibiarkan selama 20 menit atau lebih.

Dokter akan sesekali mengatur dan memutar jarum untuk menyesuaikan posisi ujung jarumnya dan setelah masa terapi sudah habis, dokter akan mengangkat jarum dan membersihkan lokasi bekas penusukan dan ditutup dengan plester

Siapa saja yang boleh dan tidak boleh diterapi dengan dry needling?

Penusukan dengan jarum merupakan suatu teknik yang relatif aman dan minim efek samping karena ukuran jarum yang kecil dan kedalaman penusukan akan disesuaikan dengan lokasi anatomis otot yang akan ditusuk.

Pada kondisi tertentu seperti kelainan darah dan penggunaan obat anti-pembekuan darah, perdarahan dapat terjadi pada lokasi penusukan.

Perdarahan biasanya dapat terkendali dan tidak terlalu banyak dikarenakan pembuluh darah pada kulit bukanlah pembuluh darah besar dan lebih cepat mengalami pembekuan.

Pasien dengan masalah pada kulit seperti infeksi ataupun peradangan kulit tidak dapat dilakukan penusukan karena akan memperparah kondisi-kondisi tersebut.

Apakah ada efek samping dari terapi dry needling?

Penusukan oleh individu yang tidak terlatih akan dapat berujung pada cedera yang lebih serius. Penusukan terlalu dangkal (karena teknik yang kurang tepat atau ukuran jarum kurang panjang) akan mengurangi efektivitas terapi dan penusukan terlalu dalam dapat melukai organ dalam seperti paru-paru.

Kebocoran dari selaput pembungkus paru-paru (pneumotoraks) merupakan suatu kegawatdaruratan medis yang dapat dihindari dengan teknik dry needling yang benar dan dilakukan oleh individu yang mumpuni.

Masalah lain yang dilaporkan adalah nyeri yang memberat setelah terapi, rasa kantuk berlebihan, pusing, dan pingsan pada individu yang memiliki fobia atau ketakutan terhadap jarum.

Pada kondisi seperti ini, penanganan titik nyeri dapat dilakukan dengan cara lain seperti penggunaaan extracorporeal shockwave therapy (ESWT) atau modalitas lain seperti LASER atau penggunaan aliran listrik transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS).

Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.

• Klinik Flex Free Jakarta: Ruko Italian Walk, Jl. Boulevard Bar. Raya No.19, RT.18/RW.8, West Kelapa Gading, Kelapa Gading, North Jakarta City, Jakarta 14240; telepon (021) 29364016
• Klinik Flex Free Bandung: Jalan Terusan Pasir Koja No.153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat 40424; telepon (022) 20580806
• Klinik Flex Free Jakarta Selatan: The Bellezza Shopping Arcade, lantai dasar unit SA58-60 (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau no. 34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12210; telepon (021) 25675561