Mengenal Lebih Jauh Tentang Terapi Saraf Kejepit dan Prosedurnya

Senin, 16 Agustus 2021
Klinik Flex-Free
Senin, 16 Agustus 2021
Klinik Flex-Free

Mungkin Anda tidak asing dengan istilah ‘saraf kejepit’ dalam dunia medis. Istilah ‘saraf kejepit’ seringkali dihubungkan dengan nyeri punggung, tidak bisa berdiri atau berjalan. Salah satu penanganan medis untuk membantu penyembuhannya yaitu dengan terapi saraf kejepit.

Ketika mengalami saraf terjepit, biasanya ada tanda-tanda atau gejala yang terus di rasakan seperti gangguan sistem fungsi saraf, muncul gejala nyeri, kesemutan, baal atau kelemahan

Saraf kejepit dapat terjadi di berbagai area tubuh, dan gejala yang muncul bergantung pada lokasi saraf yang terjepit. Seperti di bagian tulang belakang, tulang rawan, otot atau tendon.

Definisi Saraf Kejepit di Dunia Kedokteran

Saraf kejepit merupakan kondisi saat saraf mengalami penekanan oleh jaringan sekitarnya, seperti tendon, ligamen, otot, tulang, tulang rawan, atau jaringan lunak abnormal seperti tumor.  Hal ini menyebabkan timbulnya gejala nyeri, kebas dan kesemutan.

Saraf kejepit dapat terjadi di bagian tubuh manapun, akan tetapi paling sering terjadi di leher, bahu, lengan, siku, pergelangan tangan, punggung atas dan bawah. Saraf kejepit terbagi menjadi 2 tipe dilihat dari sisi letak penjepitan, yaitu Herniated Nucleus Pulposus (HNP) dan Nerve Entrapment Syndrome.

HNP adalah kondisi di mana bantalan atau cakram yang berada di antara tulang belakang (soft gel disc atau nucleus pulposus) keluar dari posisi semula atau robek dan menjepit cabang saraf di sekitarnya.

Sedangkan nerve entrapment syndrome adalah kondisi di mana saraf perifer/saraf tepi pada alat gerak tubuh atas atau bawah mengalami penjepitan kronis oleh kelainan ekstrinsik maupun intrinsik saraf.

Contoh dari kelainan ekstrinsik saraf dapat terjadi pada jaringan sekitar organ tubuh seperti masalah sendi, adanya osteofit, ganglion, kista, tumor, dislokasi tulang, trauma repetitif pada otot, tendon, atau ligament. Sedangkan kelainan intrinsik saraf antara lain seperti tumor sel saraf, trauma berulang yang merusak pembungkus saraf dan membuat perubahan struktur saraf.

Apa Saja Gejala Saraf Kejepit?

Tanda-tanda pada penderita yang sedang alami saraf kejepit yaitu nyeri tajam, kebas, kelemahan otot, kesemutan, baal, tangan atau kaki yang lemah dan tidak dapat digerakkan. Gejala ini sering terjadi pada area sekitar leher, lengan, bahu, pergelangan tangan dan tangan.

Keluhan yang berkaitan dengan saraf kejepit harus segera mendapatkan penanganan apabila rasa sakit terus berlanjut. Jika tidak, akan semakin memburuk terlebih ketika tidur. Menurut lokasinya, berikut ini tanda-tanda saraf kejepit:

  • Saraf kejepit leher: leher kaku, bahu dan lengan terasa nyeri dan baal
  • Saraf kejepit di pergelangan tangan: tangan nyeri, sebagian tangan mati rasa atau baal.
  • Saraf kejepit di punggung bawah: sakit punggung, panggul, bokong dan tungkai bawah
  • Saraf kejepit di punggung atas: nyeri di daerah dada. Akan tetapi nyeri daerah dada juga dapat disebabkan oleh penyakit lainnya, sehingga apabila Anda memiliki keluhan nyeri dada terutama nyeri berat, segera konsultasikan dengan dokter.

Apabila Anda memiliki tanda-tanda saraf kejepit seperti yang disebutkan di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medis.

Apa Penyebab Saraf Kejepit?

Beberapa kondisi berikut ini dapat menyebabkan terjadinya saraf kejepit, diantaranya:

  • Cedera. Cedera tiba-tiba akibat olahraga atau kecelakaan, atau akibat gerakan mengangkat, menarik atau memutar tubuh yang tiba-tiba atau tidak wajar dapat menyebabkan saraf kejepit.
  • Proses penuaan. Seiring dengan pertambahan usia, tulang belakang dan bantalan tulang belakang akan mengalami perubahan, kandungan airnya menurun dan terjadi perubahan bentuk (menjadi datar). Pada tulang belakang dan diskus (bantalan) di antaranya yang dapat menyebabkan diskus menonjol dan menekan saraf.
  • Rheumatoid arthritis (peradangan sendi) Penyakit ini menyebabkan peradangan pada sendi yang dapat menyebabkan saraf di sekitarnya terjepit.
  • Gerakan berulang-ulang atau berlebihan. Misalnya mengetik terlalu lama, dapat menyebabkan stress pada pergelangan tangan dan tangan yang lama kelamaan dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome.
  • Obesitas. Kelebihan berat badan dapat menyebabkan jalur saraf tertekan.
  • Kehamilan. Kenaikan berat badan dan air karena kehamilan dapat menyebabkan jalur saraf membengkak sehingga saraf dapat terjepit.

Cara Mendiagnosis Saraf Kejepit

Sebelum mendapatkan perawatan, pastikan untuk melakukan konsultasi pada dokter spesialis dan memastikan diagnosis. Anda dapat melakukan pemeriksaan pencitraan berikut ini untuk mencari penyebab masalah yang dikeluhkan:

  • Sinar X. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan perubahan atau masalah dengan pendangkalan dan perubahan kesejajaran tulang belakang, atau apakah terdapat patah tulang yang dapat menyebabkan saraf kejepit.
  • Computed Tomography (CT) scan. CT scan dapat memberikan hasil pemeriksaan tulang belakang yang lebih detail dibandingkan dengan pemberian sinar X.
  • Magnetic Resonance Imaging (MRI). Pemeriksaan MRI dapat menunjukkan apakah terjad kerusakan pada jaringan lunak yang mengakibatkan penekanan saraf, atau ada kerusakan pada spinal cord dan saraf tulang belakang.
  • Elektromiografi (EMG). Pemeriksaan ini mengukur impuls listrik otot dan konduksi saraf. EMG dapat memberikan gambaran apakah saraf bekerja secara normal. Pemeriksaan ini membantu mengetahui apakah gejala saraf terjepit yang muncul terjadi akibat penekanan pada akar saraf spinal atau kerusakan saraf disebabkan oleh penyakit lain seperti misalnya diabetes.

Bagaimana Terapi Saraf Kejepit?

Cara penanganan yang tepat dalam menghadapi saraf kejepit yaitu pertama mengenali tanda dan gejala misalnya nyeri pinggang, nyeri yang menjalar disertai baal (mati rasa), kesemutan, otot lemas dan lain-lain.

Selanjutnya yang perlu dipertimbangkan yaitu penanganan konservatif (tanpa pembedahan) seperti menggunakan obat-obatan tertentu atau fisioterapis. Namun, penanganan ini hanya bisa sembuh sementara sehingga sewaktu-waktu akan muncul kembali.

Penanganan konservatif adalah langkah pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi saraf kejepit. Apabila melalui penanganan konservatif masih tidak membuahkan hasil, maka tindakan operasi dapat dilakukan lebih lanjut. Ada beberapa cara sederhana yang dapat Anda lakukan sendiri di rumah untuk meredakan gejala saraf terjepit, seperti bawah ini:

1. Perbanyak istirahat

Tidur dan istirahat yang cukup, penting untuk mendukung penyembuhan penyakit seperti saraf kejepit. Bahkan bagi sebagian orang, istirahat selama beberapa waktu dapat menyembuhkan saraf yang kejepit dengan sendirinya.

Hal ini karena saat tidur, tubuh kita akan memperbaiki kerusakan pada organ tubuh. Perbaiki kualitas tidur juga membantu mempercepat kesembuhan. Batasi kegiatan berat yang dapat memperparah kondisi Anda.

2. Kompres dingin dan hangat

Salah satu cara untuk meredakan gejala saraf kejepit yaitu kompres dengan air dingin dan hangat pada bagian yang nyeri. Suhu hangat bisa membantu otot menjadi lebih rileks dan memperlancar aliran darah sehingga mengurangi tekanan ke saraf. Caranya dengan kompres saraf yang terjepit dengan handuk hangat selama 10-15 menit.

Sementara kompres dingin dapat meredakan bengkak dan peradangan pada jaringan, sehingga membuat saraf tidak lagi tertekan. Cukup dengan kompres area saraf yang terjepit dengan handuk dingin selama 10-15 menit untuk meredakan pembengkakan.

3. Meminum obat anti nyeri

Obat yang mengandung asetaminofen atau ibuprofen dapat digunakan untuk membantu mengurangi gejala. Perhatikan dosis dan kontraindikasi masing-masing obat. Untuk meredakan nyeri yang timbul, Anda dapat mengonsumsi obat berjenis anti-inflamasi nonsteroid (AINS) seperti ibuprofen dan asam mefenamat.

Konsumsi obat-obatan harus sesuai dosis dan resep dokter, jangan sampai berlebihan. Dokter biasanya juga melakukan suntikan obat kortikosteroid, yang juga berfungsi untuk meredakan nyeri dan peradangan.

4. Memakai bidai dan penyangga leher

Penggunaan bidai atau penyangga leher harus dibawah pengawasan dan berdasarkan keputusan dokter, biasanya digunakan dalam waktu terbatas.

5. Pemasangan bracket atau penyangga di tangan

Bracket dapat membantu mengatasi saraf kejepit yang terjadi di tangan. Penyangga berfungsi untuk membatasi pergerakan di area yang sarafnya terganggu, sehingga saraf dapat beristirahat dan membaik. Penyangga ini akan mencegah Anda melakukan gerakan-gerakan yang dapat memperparah kondisi saraf kejepit.

6. Terapi fisik

Selama menjalani terapi fisik, Anda akan mempelajari cara untuk menguatkan dan meregangkan otot-otot di area tubuh yang mengalami saraf kejepit. Dengan begitu, tekanan di saraf berangsur-angsur akan berkurang. Peregangan dan olahraga ringan juga baik untuk membantu meredakan tekanan pada saraf dan mengurangi nyeri ringan. Terapi fisik harus di bawah panduan tenaga medis yang ahli.

7. Pembedahan

Pembedahan merupakan upaya terakhir bila penanganan lainnya tidak berhasil. Apabila saraf tidak juga membaik meski Anda telah melakukan perawatan selama beberapa minggu bahkan bulan, dokter akan merekomendasikan operasi sebagai jalan terakhir pengobatan. Jenis operasi yang dilakukan dapat berbeda, tergantung dari lokasi saraf yang terganggu.

Penanganan saraf kejepit dapat dilakukan secara sederhana dan ringan seperti konservatif dan berat seperti operasi. Menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga,penting untuk mencegah terjadinya penyakit saraf. Ingat selalu untuk tidak merokok, dan memperhatikan posisi ergonomis dapat mencegah kita dari saraf kejepit.

Apabila Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan diatas, jangan ragu apalagi menunda untuk segera menjalani perawatan sakit saraf kejepit. Semakin cepat perawatan didapatkan, semakin cepat pula proses penyembuhan.

Pencegahan Saraf Kejepit

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengcegah terjadinya saraf terjepit, meski tidak semua kasus saraf kejepit dapat dicegah. Berikut ini adalah tips yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terkena saraf kejepit:

  • Menjaga berat badan sehat dan postur tubuh yang baik. Hal ini baik agar berat badan tidak membebani tulang belakang dan mengakibatkan pengikisan tulang lebih cepat.
  • Menjaga postur tubuh saat beraktivitas seperti saat berdiri, duduk, mengangkat barang. Hindari duduk atau berbaring di satu posisi dalam waktu yang lama karena dapat menyebabkan saraf di tungkai terjepit
  • Hindari gerakan yang dilakukan berulang-ulang (misalnya mengetik). Anda dapat menggunakan penyangga pergelangan tangan ketika mengetik.
  • Berisitrahat dengan teratur ketika melakukan pekerjaan berulang-ulang yang dilakukan dalam waktu lama
  • Berolahraga teratur untuk menguatkan otot, sendi, dan tulang.
  • Melakukan latihan kekuatan dan peregangan untuk menjaga otot tetap kuat dan fleksibel
  • Terapkan fungsi ergonomik dalam bekerja baik di rumah maupun di tempat kerja. Jaga postur tubuh yang baik dan hindari berada dalam 1 posisi terlalu lama
  • Hindari merokok karena nikotin yang terkandung dalam rokok dapat melemahkan jaringan bantalan tulang belakang.

Apa Saja Jenis-Jenis Saraf Terjepit?

1. Hernia Nucleus Pulposus (HNP)

Kasus HNP sering terjadi pada leher yang menjalar ke lengan (HNP leher) atau dari pinggang yang menjalar ke kaki (HNP pinggang), ruas tulang belakang yang banyak mengalami pergerakan atau mendapat banyak tumpuan berat badan tubuh.

Faktor risiko yang meningkatkan munculnya HNP antara lain obesitas, genetik, merokok dan pekerjaan yang sering membungkuk dan mengangkat benda berat atau mengoperasikan mesin dengan daya getar.

Pemeriksaan penunjang kesembuhan yang dibutuhkan untuk HNP antara lain CT Scan atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk mendiagnosa derajat beratnya pada area tulang belakang yang mengalami penjepitan serta pemeriksaan Electromyography (EMG) untuk memeriksa kerusakan saraf yang terjadi akibat HNP.

3. Nerve Entrapment Syndrome

Pada kasus nerve entrapment syndrome menimbulkan gejala lokal sesuai dengan area distribusi saraf. Nerve entrapment syndrome pada meliputi alat gerak atas dan alat gerak bawah.

Faktor risiko terjadinya nerve entrapment syndrome antara lain usia, gerakan repetitif, olahraga, cedera, kehamilan, penyakit autoimun, penyakit diabetes dan darah tinggi, obesitas, tumor, dan kista.

Pemeriksaan yang dibutuhkan nerve entrapment syndrome antara lain Nerve Conduction Study (NCS), EMG, Ultrasound (USG), dan MRI. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui letak saraf yang terjepit. Langkah selanjutnya yaitu EMG untuk mengetahui tingkat kerusakan saraf yang dialami.

Pengobatan Saraf Kejepit Di Klinik Flex Free

Flex Free Musculoskeletal Rehabilitation Clinic merupakan sebuah klinik rehabilitasi medik khusus di bidang muskuloskeletal yang mengatasi kelainan dan nyeri otot, tulang, sendi dan saraf. Selain menangani terapi saraf kejepit, kami juga menyediakan layanan PRP (Platelet Rich Plasma) dan Musculoskeletal atau terapi regenerasi otot tulang sendi.

Klinik kami memastikan penentuan terapi dari Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp KFR) yang mana dulu dikenal dengan Dokter Spesialis Rehab Medik (Sp. RM). Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (SpKFR) adalah satu-satunya spesialis yang mendalami kinesiology yaitu ilmu gerak tubuh manusia sehingga cocok untuk menangani masalah syaraf kejepit.

Sebelum menentukan pengobatan saraf kejepit, dokter akan mendiagnosa penyakit dan menanyakan riwayat penyakit sebelumnya. Hal ini perlu untuk pemeriksaan lebih lanjut, misalnya dengan MRI, atau Computerized Axial Tomography (CAT) scan, untuk mendapatkan gambaran saraf yang lebih jelas.

Pemeriksaan tersebut yang akan menentukan terapi mana yang diperlukan pasien, apakah dengan antinyeri, kortikosteroid, terapi fisik, atau pada kasus yang berat dengan pembedahan.

Pada pengobatan saraf kejepit awal, dokter akan memberikan terapi konservatif. Namun apabila kondisi pasien tidak memungkinkan untuk mendapat terapi konservatif, atau ada risiko kondisi memburuk, pasien akan langsung diberikan terapi intervensi atau dirujuk ke dokter spesialis ortopedi atau bedah saraf. Berikut langkahnya dan prosedurnya:

1. Penanganan konservatif

Dokter akan memberikan obat antinyeri untuk diminum atau disuntik apabila nyeri dirasakan sangat berat. Biasanya obat diberikan selama 5 hari disertai dengan tindakan fisioterapi dan edukasi exercise khusus.

2. Fisioterapi

Tujuan pemberian fisioterapi adalah untuk mengurangi rasa nyeri, meningkatkan relaksasi otot, memperbaiki gerak otot dan persendian, mengurangi pembengkakan otot, serta mengurangi keperluan untuk mengkonsumsi obat pereda nyeri.

Pengobatan Saraf Kejepit Dengan Fisioterapi Di Klinik Flex Free

1. Terapi Laser

Untuk terapi jenis ini, laser yang digunakan berbeda dengan laser yang digunakan pada kulit dan pada operasi.

Laser untuk terapi ini dapat menembus lebih dalam dibandingkan dengan laser yang digunakan pada kulit dan tidak memiliki dampak merusak/memotong seperti laser operasi melainkan memiliki efek anti radang, anti nyeri dan regenerasi jaringan.

2. Terapi Ultrasound

Terapi ini banyak digunakan untuk tujuan bidang rehabilitasi muskuloskeletal. Terapi ultrasound dapat memberikan efek termal atau efek pemanasan dalam maupun superfisial dan efek non termal

Yaitu efek mekanik yang dapat berfungsi untuk memasukan jenis obat tertentu, efek pemijatan dan efek biologis yang dapat mempengaruhi proses yang terjadi di jaringan atau sel sehingga dapat mempercepat terjadinya pemulihan atau regenerasi jaringan.

3. Terapi Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)

Terapi stimulasi listrik atau electrical stimulation (ES) merupakan salah satu jenis terapi yang menggunakan aliran listrik dengan berbagai macam jenis frekuensi, amplitudo dan karakteristik aliran listrik tertentu yang dialirkan melalui kulit dengan perantaraan pad.

Arus listrik ini nantinya akan menstimulasi sel-sel saraf yang menghambat transmisi sinyal nyeri atau menstimulasi saraf menyebabkan peningkatan level endorphin, yaitu hormon alami tubuh yang dapat menghambat persepsi nyeri.

4. Traksi dengan Triton-DTS

TERAPI SARAF KEJEPIT

Triton-DTS (Decompression Traction Stabilization) adalah alat terapi dekompresi spinal yang menggunakan prinsip tarik seperti alat traksi tetapi berbeda dengan alat traksi biasa.

Terapi ini merupakan pengobatan saraf kejepit terkini yang dapat menunjang penyembuhan. Triton-DTS akan memberikan tarikan pada tulang belakang secara ritmis dengan pola tarikan.

Efek tarikan terapi saraf terjepit DTS ini akan memberikan efek vakum pada diskus sehingga pada saat ditarik, material yang sudah keluar atau terlepas dari diskus (penonjolan diskus) yang menyebabkan penjepitan saraf akan kembali masuk.

Itulah berbagai informasi terkait terapi saraf kejepit yang perlu Anda tahu. Yang pasti, mengobati saraf kejepit bisa dilakukan dengan mudah di Flex Free Clinic. Yuk jaga kesehatan Anda bersama kami!


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561