Rehabilitasi Nyeri Bagian Bokong, Mengatasi Sindrom Piriformis untuk Kembali Aktif

Rabu, 04 Juni 2025
dr. Ferdinand Dennis K
Rabu, 04 Juni 2025
dr. Ferdinand Dennis K

Nyeri bagian bokong adalah keluhan yang sering dirasakan, terutama saat duduk lama, berjalan, atau naik tangga. Salah satu penyebab utamanya adalah sindrom piriformis, yaitu kondisi penjepitan saraf skiatik oleh otot piriformis di daerah panggul. Artikel ini membahas lengkap nyeri bagian bokong, dari penyebab, dampak aktivitas, gejala, hingga solusi rehabilitasi agar Anda bisa kembali beraktivitas tanpa rasa sakit.

 

Apa Itu Sindrom Piriformis? Definisi, Penyebab, Jenis, dan Proses Terjadinya

Sindrom piriformis terjadi ketika otot piriformis—sebuah otot kecil yang terletak di bagian dalam bokong—menekan atau menjepit saraf skiatik. Saraf skiatik adalah saraf besar yang berjalan dari punggung bawah, melewati bokong, hingga ke kaki. Penjepitan ini menyebabkan nyeri bagian bokong yang kadang menjalar ke paha belakang atau betis (Kim, Min-Ji; 2023; Journal of Neuromuscular Disorders).

Penyebab sindrom ini bisa bermacam-macam:

  • Kejang otot piriformis akibat duduk terlalu lama.
  • Cedera langsung pada bokong.
  • Latihan fisik berlebihan seperti berlari atau squat.
  • Kelainan anatomi, seperti saraf skiatik yang berjalan menembus otot piriformis.

Sindrom ini diklasifikasikan menjadi dua jenis:

  1. Primer, yang disebabkan oleh variasi anatomi bawaan.
  2. Sekunder, yang disebabkan oleh trauma, kejang otot, atau aktivitas berulang (Lee, Soo-Jin; 2022; Spine & Pelvis Review).

Proses terjadinya sindrom ini dimulai ketika otot piriformis berkontraksi atau menegang terlalu kuat, sehingga menekan saraf skiatik. Penjepitan ini memicu peradangan dan gangguan sinyal saraf, menyebabkan nyeri bagian bokong, kesemutan, atau rasa terbakar di tungkai (Chen, Lisa; 2024; Pain Management Journal).

 

Gangguan Aktivitas karena Nyeri Bagian Bokong Akibat Sindrom Piriformis

Sindrom piriformis menyebabkan gangguan yang nyata dalam aktivitas sehari-hari. Banyak pasien mengeluhkan nyeri bagian bokong saat duduk di kursi, mengemudi, atau bahkan saat berbaring miring. Aktivitas ringan seperti berjalan jauh, jongkok, atau berdiri terlalu lama menjadi sulit karena nyeri yang muncul tiba-tiba atau berdenyut.

Pekerja kantoran dan pengemudi sering kali kesulitan bekerja karena nyeri meningkat seiring lamanya duduk. Bahkan kegiatan sederhana seperti memakai sepatu atau naik tangga bisa terasa menyakitkan.

Kondisi ini juga membatasi partisipasi dalam olahraga dan aktivitas sosial, seperti bersepeda, yoga, atau sekedar bersantai dengan posisi duduk. Tidak jarang, nyeri bagian bokong menyebabkan gangguan tidur dan kelelahan emosional karena kualitas hidup yang menurun (Nguyen, Tran; 2023; Journal of Rehabilitation Function).

 

Proses Terjadinya Penyakit, Perjalanan Penyakit, dan Gejala Klinis

Proses terjadinya penyakit pada sindrom piriformis bermula dari ketegangan atau peradangan pada otot piriformis yang menjepit saraf skiatik. Penekanan saraf ini menyebabkan peradangan dan gangguan fungsi saraf. Lama kelamaan, jika tidak diobati, kondisi ini bisa menjadi kronis.

Perjalanan penyakitnya bisa akut (timbul tiba-tiba setelah aktivitas berat) atau kronis (berlangsung lebih dari 3 bulan). Dalam jangka panjang, nyeri bagian bokong bisa menjadi konstan dan mengganggu setiap aktivitas duduk maupun berdiri.

Gejala klinis utamanya adalah nyeri bagian bokong yang memburuk saat duduk, terutama lebih dari 20 menit. Nyeri dapat menjalar ke paha belakang, betis, atau bahkan hingga telapak kaki. Pasien juga bisa mengalami rasa kesemutan atau mati rasa di tungkai. Beberapa orang merasakan nyeri hanya di bokong saja, sementara lainnya mengeluh nyeri menjalar seperti skiatika (Park, David; 2022; Clinical Spine Disorders).

 

Kapan Harus ke Dokter Spesialis Kedokteran Fisik & Rehabilitasi untuk Sindrom Piriformis?

Termasuk Terapi Fisik, Olahraga, dan Tatalaksana Injeksi

Jika Anda mengalami nyeri bagian bokong yang tidak membaik setelah beberapa hari istirahat atau menggunakan obat pereda nyeri, saatnya berkonsultasi ke dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp.K.F.R.).

Sp.K.F.R. akan melakukan pemeriksaan fisik dan bila perlu menggunakan USG muskuloskeletal untuk melihat ketegangan otot piriformis dan lokasi penjepitan saraf. Pemeriksaan ini aman, cepat, dan membantu menentukan titik nyeri secara akurat (Tan, Wei; 2023; Musculoskeletal Ultrasound Reports).

Terapi Fisik

Terapi fisik sangat penting untuk pemulihan. Program yang diberikan biasanya meliputi:

  • Peregangan otot piriformis dan gluteus.
  • Latihan penguatan otot inti dan panggul.
  • Terapi manual seperti teknik pelepasan jaringan dalam (deep tissue release).
  • Modalitas tambahan seperti terapi panas, TENS (stimulator listrik ringan), dan ultrasound terapi (Bae, Min-Seok; 2024; Physical Therapy Clinics).

Olahraga dan Latihan Mandiri

Pasien juga dianjurkan untuk melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki, berenang, dan peregangan rutin. Latihan seperti “piriformis stretch”, “clamshell”, dan “bridge pose” sangat efektif untuk memperbaiki fleksibilitas dan mengurangi nyeri bagian bokong (Kim, Hyun; 2022; Journal of Sports Medicine).

Injeksi

Bila terapi fisik belum cukup, injeksi dapat menjadi pilihan. Dokter Sp.K.F.R. dapat melakukan:

  • Injeksi anestesi lokal + steroid di sekitar otot piriformis dengan panduan USG.
  • Injeksi botulinum toxin untuk melemaskan otot yang terlalu tegang (Rahman, Aisyah; 2022; Pain Interventions Review).
  • Injeksi ini efektif untuk meredakan nyeri bagian bokong dalam waktu cepat, terutama jika saraf sangat tertekan dan menyebabkan gangguan berjalan.

 

Sindrom piriformis adalah penyebab umum nyeri bagian bokong yang bisa mengganggu aktivitas kerja, olahraga, dan kehidupan sehari-hari. Dengan pemeriksaan yang tepat dan tatalaksana oleh dokter Sp.K.F.R., nyeri dapat dikendalikan dan fungsi tubuh bisa kembali optimal.

Penanganan menyeluruh mencakup terapi fisik, olahraga, dan jika perlu, injeksi yang aman dan efektif. Jangan abaikan nyeri bagian bokong yang berlangsung lebih dari beberapa hari. Penanganan dini akan membantu Anda kembali beraktivitas tanpa gangguan dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, hubungi Klinik Flex-Free agar Anda bebas beraktivitas, bebas berkarya, dan bebas nyeri setiap hari.


Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561
WhatsApp ×

Jika ada pertanyaan, silahkan menghubungi kami melalui