Fisioterapi setelah Cedera Saraf Tulang Belakang

Senin, 26 Oktober 2020
Flex Free
Senin, 26 Oktober 2020
Flex Free

Cedera Saraf Tulang Belakang

Cedera saraf tulang belakang adalah kerusakan pada korda spinal, yang membawa sinyal dari dan menuju ke otak.

Seseorang dengan kerusakan saraf tulang belakang dapat mengalami gangguan sensasi dan fungsi motorik bergantung pada tingkat dan keparahan cedera.

Jenis-jenis Cedera Saraf Tulang Belakang

Cedera saraf tulang belakang diklasifikasikan berdasarkan tingkat dan keparahan lesi.  

cedera saraf tulang belakang

Sumber gambar: www.uvmhealth.org

Tingkat Cedera

Seseorang dengan cedera “letak tinggi” biasanya akan mengalami gangguan yang lebih berat.

  • Cedera pada area leher biasanya menyebabkan hilangnya fungsi dan gangguan sensori pada tungkai atas dan tungkai bawah, yang menyebabkan quadriplegia
  • Cedera pada punggung tengah dan bawah biasanya mempengaruhi dada dan tungkai bawah dan menyebabkan paraplegia. Seseorang dengan paraplegia akan mengalami gangguan fungsi motorik dan/atau sensorik di tungkai bawah.

Keparahan Cedera

Efek dari cedera pada saraf tulang belakang bergantung dari keparahan lesi (cedera).

Ada dua jenis cedera pada saraf tulang belakang:

  1. Cedera saraf tulang belakang komplit. Seseorang dengan cedera ini akan mengalami paralisis (kelumpuhan) lengkap di bawah lesi. Paralisis ini berkaitan dengan tidak adanya rasa sakit, tekanan, suhu dan sensasi.
  2. Cedera saraf tulang belakang inkomplit. Seseorang dengan cedera ini dapat mengalami sejumlah pergerakan dan sensasi di bawah lesi karena cedera hanya sebagian.

Selain itu, komplikasi lainnya yang bisa terjadi misalnya:

  • Masalah pada pernapasan, fungsi pencernaan dan kandung kemih
  • Kehilangan fungsi seksual
  • Spastisitas (meningkatnya refleks dan kekakuan tungkai)
  • Nyeri neuropati
  • Pengecilan dan kelemahan otot

Peran Fisioterapi pada Proses Penyembuhan Cedera Saraf Tulang Belakang

Cedera pada saraf tulang belakang dapat mempengaruhi hidup seseorang dan orang-orang terdekatnya.

Oleh karena itu terapi yang maksimal sebaiknya diupayakan untuk membantu meningkatkan kualitas hidup penderitanya.

Proses penyembuhan cedera pada saraf tulang belakang adalah proses yang panjang dan penuh tantangan dan melibatkan banyak ahli, misalnya dokter spesialis bedah saraf, dokter spesialis ortopedi, dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medis, hingga fisioterapis yang membantu proses penyembuhan dengan fisioterapi.

Fisioterapi dapat membantu mendukung proses penyembuhan cedera saraf tulang belakang. Fisioterapi harus dimulai segera setelah cedera.

Orang yang mengalami cedera pada saraf tulang belakang bisa mendapatkan manfaat dari ahli fisioterapi neurologis.

Fisioterapi untuk rehabilitasi cedera pada saraf tulang belakang bermanfaat karena dapat mendorong proses neuroplastisitas.

Neuroplastisitas adalah kemampuan saraf tulang belakang untuk menghubungkan kembali koneksi saraf dan mempelajari fungsi kembali setelah cedera.

Cara terbaik untuk meningkatkan neuroplastisitas adalah dengan pengulangan yang konsisten karena akan membuat saraf mengenali bahwa ada permintaan untuk fungsi tersebut.

Fisioterapi untuk Cedera Saraf Tulang Belakang Komplit

Fisioterapi untuk pasien dengan cedera pada saraf tulang belakang komplit terfokus pada mempertahankan kemampuan jaringan, meningkatkan kekuatan otot dan mendorong kemandirian pasien.

Fokus penanganan fisioterapi:

  • Meningkatkan kekuatan otot di atas tingkat cedera untuk mengurangi kelemahan otot
  • Mempertahankan panjang otot, jaringan dan kisaran gerak di bawah tingkat cedera
  • Peregangan otot di bawah tingkat cedera untuk membantu memanjangkan otot yang kaku dan mengurangi kekakuan
  • Berdiri dengan teratur untuk menahan berat badan dan memperbaiki fungsi organ dalam
  • Latihan untuk memperbaiki keseimbangan
  • Belajar menggunakan kursi roda
  • Belajar mengontrol pernapasan dan batuk dengan bantuan bila dibutuhkan
  • Belajar untuk berpindah tempat, misalnya dari kursi roda, pindah ke tempat tidur, mobil, ke toilet, dll
  • Pilihan alat bantu orthotic
  • Meningkatkan tingkat energi
  • Mengurangi nyeri dan kekakuan otot
  • Belajar untuk memposisikan tubuh untuk postur yang baik dan mencegah terbentuknya luka akibat tertekan terus menerus
  • Hidroterapi

Fisioterapi untuk Cedera Saraf Tulang Belakang inkomplit

Pasien dengan cedera pada saraf tulang belakang inkomplit dapat memiliki gejala yang berbeda-beda bergantung pada tingkat keparahan cedera.

Fisioterapi akan terfokus pada rehabilitasi dan mengembalikan fisik seseorang seperti sebelum cedera.

Fokus penanganan fisioterapi:

  • Olahraga untuk menguatkan otot yang lemah
  • Megurangi kontraktur dengan meregangkan otot
  • Promoting pergerakan normal
  • Meningkatkan kontrol gerakan tungkai atas, bawah dan badan
  • Promoting aktivitas sehari-hari
  • Olahraga untuk memperbaiki keseimbangan, meningkatkan stamina dan mengurangi kelemahan
  • Meningkatkan kemampuan untuk berpindah, termasuk berguling/bergerak di tempat tidur, duduk atau berdiri
  • Latihan pergerakan untuk memperbaiki sirkulasi dan kisaran gerak
  • Latihan untuk posisi yang efektif agar merasa nyaman
  • Pilihan alat bantu orthotic dan alat bantu berjalan
  • Hidroterapi
  • Promoting kemandirian
  • Memperbaiki kualitas hidup

Jenis Latihan Fisioterapi untuk Cedera Saraf Tulang Belakang

Latihan fisioterapi masing-masing pasien berbeda-beda bergantung pada tingkat keparahan cedera.

Latihan fisioterapi harus atas pemeriksaan dan rekomendasi dokter terlebih dahulu, dan dilakukan dengan pengawasan fisioterapis ahli.

  1. Latihan Rentang Gerak

Latihan rentang gerak (range of motion, ROM) adalah menggerakkan sendi ke semua rentang geraknya.

Fisioterapi ROM dapat dilakukan secara aktif dan pasif.

fisioterapi gerak sendi pasif

Fisioterapi Rentang Gerak Sendi Pasif

Sumber gambar: www.flintrehab.com

Pada latihan pasif, fisioterapis akan menggerakkan tubuh pasien, sehingga latihan ini ideal untuk pasien dengan cedera saraf tulang belakang komplit atau berat.

Sebaliknya, fisioterapi dengan latihan ROM aktif dilakukan oleh pasien sendiri.

  1. Latihan Peregangan

Banyak pasien dengan cedera saraf tulang belakang mengalami kontraksi otot involunter (yang tidak disadari) yang disebut dengan spastisitas akibat terganggunya komunikasi antara otak dan otot.

Fisioterapi peregangan dapat membantu memanjangkan otot dan mengurangi nyeri akibat tekanan tambahan di sendi.

Efek peregangan dapat dirasakan selama beberapa jam dan dapat mencegah cedera selama latihan berat.

  1. Latihan Aerobik

Cara terbaik untuk mencapai kesehatan jantung dan pembuluh darah adalah dengan latihan aerobik.

Selain untuk menguatkan jantung, latihan aerobik juga membantu mengatur berat badan, yang seringkali menjadi masalah pada pasien dengan cedera saraf tulang belakang karena berkurangnya mobilitas.

  1. Latihan Penguatan

Fisioterapi dengan latihan beban dan penguatan ditujukan untuk mempertahankan kekuatan otot yang masih dapat dikontrol oleh pasien.

Bila otot tidak dilatih, otot akan melemah dan mengecil, yang disebut dengan atrofi otot.

Seseorang dengan atrofi otot rentan terjatuh, mudah mengalami patah tulang, memiliki sirkulasi darah yang buruk dan penurunan kecepatan metabolisme.

  1. Latihan Fleksibilitas  

Fleksibilitas sangat penting untuk kesehatan terlebih ketika mobilitas menurun.

Fisioterapi dengan latihan fleksibilitas sangat membantu terutama untuk masalah seperti spastisitas.

  1. Latihan Gait (Cara Berjalan)

Beberapa pasien yang mengalami cedera pada saraf tulang belakang membutuhkan latihan untuk dapat bisa berjalan kembali.

fisioterapi cedera saraf tulang belakang

Fisioterapi Gait

Sumber gambar: www.researchgate.net

Fisioterapi menggunakan alat bantu berjalan, pipa parallel, dan weight-bearing treadmill, dapat membantu pasien cedera saraf tulang belakang berlatih berjalan dan mempertahankan keseimbangan.

Fisioterapi gait juga bisa dilakukan di kolam renang. Daya apung air dapat membantu mengurangi ketegangan otot sehingga pasien dapat fokus menjalani fisioterapi.

Latihan yang dilakukan di satu sesi fisioterapi tidaklah cukup untuk meningkatkan perubahan neuroadaptif.

Oleh karena itu pasien juga harus melakukan latihan fisioterapi di rumah.

 

 

 

 

Referensi:

  • https://dublinphysio.ie/neurological/spinal-cord-injury/ (Cover)
  • https://sciprogress.com/spinal-cord-injury-physiotherapy/
  • https://www.flintrehab.com/physiotherapy-for-spinal-cord-injury/
  • https://www.physio.co.uk/what-we-treat/neurological/conditions/spinal-cord-injury.php

Buat Kunjungan

Anda dapat menerima layanan dengan mengunjungi salah satu cabang kami.

Klinik Flex-Free Jakarta Utara

Ruko Italian Walk J No. 19, Dekat Pintu Masuk Gate C, Mall of Indonesia, Jl. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +62214514421

Klinik Flex-Free Bandung

Jl. Terusan Pasir Koja No 153/67, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622220580806

Klinik Flex-Free Jakarta Selatan

The Bellezza Shopping Arcade, Lantai dasar Unit SA58-60, (Ex Food Hall, Lobby Timur), Jalan Arteri Permata Hijau No.34, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Lihat di Peta Kirim Pesan WhatsApp Telp: +622125675561